Aksi
unjuk rasa para tenaga honorer yang mendesak segera diangkat menjadi
CPNS, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Foto: Arundono/dok.JPNN
JAKARTA - Informasi soal
penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) terus berubah. Yang
terbaru, tahun ini pemerintah akan merekrut 139.878 CPNS baru. Kuota itu
akan dipenuhi dari pegawai honorer kategori I (digaji APBN dan APBD),
pegawai honorer kategori 2 (digaji non APBN dan non APBD), serta
pendaftar umum. Mereka akan menggantikan PNS yang memasuki pensiun tahun
ini.
Berdasar catatan di Badan Kepegawaian Negara (BKN), tahun ini ada 23.152
PNS instansi pusat yang pensiun. Sedangkan untuk PNS di instansi daerah
berjumlah 116.726 orang.
Kepala Bagian Humas BKN Tumpak Hutabarat mengatakan, pemerintah memang
sudah berkomitmen untuk menutup kursi yang ditinggal pensiun pemiliknya
itu dengan mengangkat PNS baru. Skenario awal adalah mengoptimalkan
tenaga honorer Kategori 1 (K1) yang sudah diverifikasi. Jika masih
kurang, akan ditambah dari honorer Kategori 2 (K2). Kemudian juga
merekrut CPNS baru dari pendaftar umum.
"Bagaimana teknis pembagiannya, lalu berapa kuota pastinya, itu wewenang Kemen PAN-RB," kata dia.
Menteri Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kemenpan-RB) Azwar Abubakar juga mengatakan, kursi yang ditinggal
pensiun itu tidak bisa dibiarkan lowong. "Sudah ada persetujuan antara
DPR dan pemerintah (untuk mengangkat CPNS baru, Red)," katanya.
Upaya Kemen PAN-RB merekrut CPNS baru sesuai jumlah kursi yang kosong
karena ditinggal pensiun ini merupakan langkah baru. Sejak beberapa
waktu lalu, institusi ini memang berencana mengembangkan penerimaan CPNS
baru dengan skema zero growth. Artinya, jumlah CPNS baru yang diterima,
harus sesuai dengan PNS yang pensiun. Dengan model ini, diharapkan gaji
PNS tidak terlalu membebani APBN.
Azwar mengatakan, tanggal pelaksanaan seleksi CPNS baru tahun ini belum
bisa dipastikan. Dia hanya mengatakan, setengah dari kebutuhan CPNS baru
tahun ini akan ditutup dari honorer K1 dan K2. Sementara sisanya
ditambal oleh CPNS dari pendaftar umum atau fresh graduate.
Saat ini jumlah honorer K1 sekitar 67 ribu orang. Sementara itu, untuk
honorer K2 sekitar 600 ribu orang. "Mereka (honorer K1 dan K2, Red)
tidak serta merta lulus. Ada proses verifikasi dokumen dan tes tulis,"
tandasnya. Sedangkan untuk pendaftar baru, akan melalui seleksi CPNS
sebagai mana biasanya.
Azwar mengingatkan, jumlah tenaga honorer yang masuk ke mejanya sampai
sekarang masih belum jelas. Data yang masuk masih berupa angka-angka,
sehingga masih perlu verifikasi lagi.
Data honorer yang sudah diverefikasi nantinya minimal mencantumkan nama,
kapan SK pengangkatan diterbitkan, di mana tempat berdinas, berkerja
sebagai apa, siapa yang mengangkat, dan dari mana gaji yang diterima.
"Kita tidak mau setelah honorer diangkat ada persoalan lagi. Verifikasi
harus benar-benar optimal," kata dia. (wan/nw)