Rabu, 19-09-2012 10:41:18
JENANGAN - Gudang kayu milik Heri Kurniawan, 35, di Desa Pintu, Jenangan, Ponorogo, berubah menjadi api unggun ketika kebakaran melanda, Senin (17/9) malam. Si jago merah mengamuk hebat hingga 25 meter kubik kayu jati dan akasia yang tersimpan di gudang besar berukuran 40x25 meter itu tinggal menyisakan arang . Heri yang warga Solo itu diperkirakan merugi miliaran rupiah.
Menurut Slamet, 40, pengelola gudang dengan label UD Sumbersari itu, ada lima set kayu kap bangunan yang sudah siap pasang ikut ludes terbakar. Kebakaran kali pertama dipergoki Lutfiatul Fuadah 15, putri Slamet, saat mendengar ledakan dari arah gudang tak jauh dari rumahnya, sekitar pukul 19.30. Lutfi yang terkaget-kaget sengaja menelisik asal suara. Mata siswi kelas IX SMP itu langsung terbelalak ketika mendapati kobaran api sudah melalap mesin gergaji kayu atau chainsaw. ‘’Anak saya teriak kobongan-kobongan,’’ ungkap Slamet, kemarin (18/9).
Warga setempat tanpa dikomando segera berdatangan ke lokasi kebakaran. Mereka ikut berupaya memadamkan api lantaran khawatir kebakaran menjalar ke perkampungan. Gudang yang terbakar itu berdekatan dengan tiga rumah warga. Belasan rumah lainnya juga ikut terancam. Jilatan api yang terus membumbung tinggi membawa kecemasan tersendiri. Namun, upaya warga memadamkan api dengan menyiramkan air dari drum, ember, dan alat dapur lainnya tak banyak membantu keadaan.
Pemanfaatan APAR (alat pemadam api ringan) yang tersedia di gudang juga tidak dapat berbuat banyak. Kobaran api dengan cepat melalap isi gudang tanpa tersisa. Apalagi, tumpukan kering termasuk bahan yang mudah terbakar. Ledakan keras yang didengar anak pengelola gudang diduga berasal dari tangki disel berisi solar pecah akibat panas tinggi. ‘’Warga menyelamatkan truk dan pikap di dalam gudang dengan mendorong beramai-ramai,’’ terang Slamet.
Dua unit mobil pemadam milik Pemkab Ponorogo dikerahkan ke lokasi. Amuk api baru dapat dijinakkan sekitar pukul 03.00 ketika gudang dan seisinya sudah tinggal puing. Kendati tampak padam namun bara masih menyala dari bawah tumpukan kayu hingga api tiba-tiba muncul lagi ketika angin bertiup. Ketika kebakaran terjadi, Heri Kurniawan, pemilik gudang, sedang berada di Solo.
Asal-usul api yang meludeskan gudang kayu itu masih mengundang banyak spekulasi. Slamet langsung membantah jika ada unsur kesengajaan karena persaingan bisnis atau modus kepentingan klaim asuransi. Dia lebih condong ke kelengahan pekerja yang membuang puntung rokok sembarangan di dekat gergaji mesein.’Kelihatannya dari situ saat pertama kali api terlihat, 30 karyawan sekarang terpaksa nganggur sementara,’’ jelas Slamet.
Terpisah, Kapolsek Jenangan AKP Nyoto menduga penyebab kebakaran akibat mesin gergaji kayu yang dioperasikan seharian kelewat panas. Serbuk kayu yang menempel pada selendang gergaji akhirnya memercikkan api. ‘’Mesin gergajinya terlalu pans dan terkena banyak serbuk kayu,’’ ungkapnya.
JENANGAN - Gudang kayu milik Heri Kurniawan, 35, di Desa Pintu, Jenangan, Ponorogo, berubah menjadi api unggun ketika kebakaran melanda, Senin (17/9) malam. Si jago merah mengamuk hebat hingga 25 meter kubik kayu jati dan akasia yang tersimpan di gudang besar berukuran 40x25 meter itu tinggal menyisakan arang . Heri yang warga Solo itu diperkirakan merugi miliaran rupiah.
Menurut Slamet, 40, pengelola gudang dengan label UD Sumbersari itu, ada lima set kayu kap bangunan yang sudah siap pasang ikut ludes terbakar. Kebakaran kali pertama dipergoki Lutfiatul Fuadah 15, putri Slamet, saat mendengar ledakan dari arah gudang tak jauh dari rumahnya, sekitar pukul 19.30. Lutfi yang terkaget-kaget sengaja menelisik asal suara. Mata siswi kelas IX SMP itu langsung terbelalak ketika mendapati kobaran api sudah melalap mesin gergaji kayu atau chainsaw. ‘’Anak saya teriak kobongan-kobongan,’’ ungkap Slamet, kemarin (18/9).
Warga setempat tanpa dikomando segera berdatangan ke lokasi kebakaran. Mereka ikut berupaya memadamkan api lantaran khawatir kebakaran menjalar ke perkampungan. Gudang yang terbakar itu berdekatan dengan tiga rumah warga. Belasan rumah lainnya juga ikut terancam. Jilatan api yang terus membumbung tinggi membawa kecemasan tersendiri. Namun, upaya warga memadamkan api dengan menyiramkan air dari drum, ember, dan alat dapur lainnya tak banyak membantu keadaan.
Pemanfaatan APAR (alat pemadam api ringan) yang tersedia di gudang juga tidak dapat berbuat banyak. Kobaran api dengan cepat melalap isi gudang tanpa tersisa. Apalagi, tumpukan kering termasuk bahan yang mudah terbakar. Ledakan keras yang didengar anak pengelola gudang diduga berasal dari tangki disel berisi solar pecah akibat panas tinggi. ‘’Warga menyelamatkan truk dan pikap di dalam gudang dengan mendorong beramai-ramai,’’ terang Slamet.
Dua unit mobil pemadam milik Pemkab Ponorogo dikerahkan ke lokasi. Amuk api baru dapat dijinakkan sekitar pukul 03.00 ketika gudang dan seisinya sudah tinggal puing. Kendati tampak padam namun bara masih menyala dari bawah tumpukan kayu hingga api tiba-tiba muncul lagi ketika angin bertiup. Ketika kebakaran terjadi, Heri Kurniawan, pemilik gudang, sedang berada di Solo.
Asal-usul api yang meludeskan gudang kayu itu masih mengundang banyak spekulasi. Slamet langsung membantah jika ada unsur kesengajaan karena persaingan bisnis atau modus kepentingan klaim asuransi. Dia lebih condong ke kelengahan pekerja yang membuang puntung rokok sembarangan di dekat gergaji mesein.’Kelihatannya dari situ saat pertama kali api terlihat, 30 karyawan sekarang terpaksa nganggur sementara,’’ jelas Slamet.
Terpisah, Kapolsek Jenangan AKP Nyoto menduga penyebab kebakaran akibat mesin gergaji kayu yang dioperasikan seharian kelewat panas. Serbuk kayu yang menempel pada selendang gergaji akhirnya memercikkan api. ‘’Mesin gergajinya terlalu pans dan terkena banyak serbuk kayu,’’ ungkapnya.